Aplikasi sitokinin untuk pematahan dormansi benih kentang G1 (Solanum tuberosum L.)

Anne Nuraini, Sumadi Sumadi, R. Pratama

Abstract


Kentang merupakan komoditas pertanian yang mempunyai arti penting di dunia. Kentang mempunyai berbagai macam keunggulan seperti sumber protein yang tinggi, tidak mudah rusak seperti sayuran lain, dan berpotensi dalam program diversivikasi pangan. Salah satu kendala dalam produksi kentang adalah adanya fase dormansi pada masa pertumbuhan kentang. Upaya mempercepat masa dormansi tanaman adalah dengan penambahan hormon pemacu pertumbuhan. Sitokinin merupakan salah satu hormon pemacu pertumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sitokinin terhadap dormansi benih kentang. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Sitokinin yang digunakan pada penelitian ini adalah Benzyl amino purine (BAP). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan  6 perlakuan dan diulang empat kali, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Perlakuan tersebut adalah berbagai  macam konsentrasi BAP yang terdiri dari 0 mgL-1, 50 mgL-1, 100 mgL-1, 150 mgL-1, 200 mgL-1 dan 250 mgL-1. Pengamatan dilakukan terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, bobot tunas, bobot benih dan diameter benih. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian BAP berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, dan panjang tunas pada tanaman kentang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot basah benih dan penurunan diameter benih. 

 

Kata kunci: Benih kentang, benzyl amino purine (BAP), dormansi tunas


References


Abidin. 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.

Arteca, R.N., 1996. Plant growth substances: Principles and applications, Chapman & Hall, New York.

Badan Pusat Statistik. 2012. Luas Panen, Produksi, dan Produktifitas Kentang 2009-2012. Melalui : http://www.bps.gp.id/ diakses tanggal 6 November 2013.

Bhargava, R. 1997. Changes in Absiscic and Giberellic Acid Contents during the Realise of Potato Seed Dormancy. J. Biol. Plantarum. 39: 41-45.

Bonner, J. and W. Galston, 1951. Principle of Plant Physiology. Wh Freeman

Coleman, W.K. 1987. Dormancy Release in Potato Tuber. Am. Potato. J. 64:57-68.

Goldsworthy, P. R. dan N.M. Fisher. 1992. Fisio-logi Budidaya Tanaman Tropik (Penerj. Tohari). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Gosal, Nurman. I. Ningsih, Baharuddin, dan Nasruddin. 2008. Pengaruh Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap pemecahan Dormansi Benih Kentang (Solanum Tubero-sum L.) dan Tingkat Kerusakan Akibat Penyakit Busuk Ubi. Divisi Bioteknologi Pertanian, Univ. Hasanudin. Makasar.

Hamberg, T. 1985. Potato rest. In: P.H. Li (ed.). Potato Physiology. 353-379. Academic Press Inc, London.

Hill, T. A. 1980. Endogenous Plant Growth Substances, 2nd edition. The Camelot Press Ltd., Southampton.

Jufri, A. F. 2011. Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum Tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Laporan Magang. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak dipublikasikan)

Kazami, D, T. Tsuchiya, Y. Kobayashi and N. Ogura. 2000. Effect of storage temperature on quality of potato tubers. J. Japanese Soc. Food Sci. Technol. 47: 851-856.

Leyser, O., and S. Day. 2003. Mechanism in Plant Development. Blackwell Publishing, United States

Minato, T, Y. Kikuta., Y. Okazawa. 1982. Effect of (2-Chloroethyl) Phosponic Acid (CEPA) on Cytokinin Level of Potato Tubers. Hokaido University.

Ooms, G. and Lenton, J.R. 1985. T-DNA genes to study plant development: precocius tuberisation and enhanced cytokinins in a tumefaciens transofrmed potato. Plant Molecular Biology 5, 205-212.

Rossouw, J.A. 2008. Effect of cytokinin and gibberellin on potato tuber dormancy. Faculty of Natural and Agricultural Sciences, University of Pretoria. Tshwane.

Sahat, S; H. Sunarjono; dan Saleh. 1978. Pemecahan Masa Dormansi Umbi Bibit Kentang Varietas Rapan 106 dengan Bebe-rapa Zat Kimia dan Pengaruh Pertunasan Awal Terhadap Hasil di Lapangan. Bull.Penel.Hort. 6(2):43-50.

Shuttle, J. C. & Banowetz, G.M., 2000. Changes in cis-zeatin and cis-zeatin riboside levels and biological activity during potato tuber dormancy. Physiol. Plant. 109, 68-74.

Siswiarti. 2002. Pengaruh Berbagai Konsentrasi dan Frekuensi pemberian Zat Pegatur Tumbuh (Sitokini dan Adenin) terhadap Pemecahan Dormansi dan Pertumbuhan Pucuk Tanaman Teh Produksi (Camelia sinensis). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Stern, K. R., S. Janky, and J. E. Bidlack. 2003. Introductory Plant Biology. McGraw-Hill Higher Education, United States.

The International Potato Center. 2008. The International Year of the Potato. CIP Inter-national Potato Center, Lima, Peru. Diakses dari http://www.scbrid.org (diakses pada tanggal 21 Februari 2013).

Turnbull, C. G. N and Hanke, D. E. 1985. The control of bud dormancy in potato tubers evidence for the primary role of cytokinins and a seasonal pattern of changing sensitivity to cytokoinins. Planta 165, 359-365.

Wattimena, G. A. 1992. Sitokinin, Bioteknologi Tanaman. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor. Bogor.




DOI: https://doi.org/10.24198/kultivasi.v15i3.11765

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Jurnal Kultivasi Indexed by:

       width=    

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


View Jurnal Kultivasi Stat