KEMAMPUAN AWAL GURU SD PADA PEMBELAJARAN MENDONGENG ANTI BULLIYING BERBANTUKAN MEDIA SHADOW THEATRE

Ika Septiana, Muhajir Muhajir, Ahmad Ripai

Sari


Bullying merupakan tindakan perundungan yang bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Bahkan juga bisa terjadi pada orang-orang yang ada di sekitar.  Bullying juga bisa terjadi di dunia pendidikan seperti di lingkungan sekolah. Perundungan atau bullying dapat dihindarkan dengan cara menumbuhkan sikap kasih sayang, empati, tolong menolong sesama teman maupun orang sekitar. Sikap mengganggu tumbuh dengan maksud ingin menunjukkan kekuatan, melihat orang lain lebih rendah, dan keinginan mengalahkan orang lain. Hal itu dapat diminimalkan dengan menumbuhkan jiwa kasih sayang, empati, tolong menolong melalui kegiatan bercerita. Hal itu dikarenakan dengan cerita, anak tidak merasa digurui. Anak akan mengambil pelajaran dari pesan yang disampaikan dalam cerita dan mengidentifikasikan dirinya melalui tokoh-tokoh ditunjukkan dalam cerita. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa dongeng dipilih untuk mengatasi banyaknya bullying yang terjadi di sekolah. Guru melibatkan peserta didik dalam bercerita dengan menggunakan media seperti media Shadow Theatre. Berdasarkan hasil pengabdian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa materi ajar dongeng diajarkan di Sekolah Dasar. Hal itu sesuai dengan indikator atau tujuan pembelajaran yang ada di kurikulum SD mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan guru-guru Sekolah Dasar Kecamatan Karangawen juga mengajarkan mendongeng kepada peserta didik. Berdasarkan data awal pengabdian diperoleh mengenai aspek pengetahuan tentang bullying, sebanyak 75% guru-guru memahami tentang bullying. Aspek bullying terjadi di sekolah, sebanyak 75% terjadi di SD. Aspek materi, 82% responden mengakui tidak mengaitkan topik bullying dalam pembelajaran. Aspek media, pengetahuan guru tentang penggunaan media Shadow Theatre sebanyak 96% responden kurang memahami mengenai media Shadow Theatre. Aspek jenis kekerasan, bahwa jenis kekerasan yang dipahami responden, yaitu kekerasan psikis.  Bullying terjadi di sekolah akan tetapi tema ini tidak banyak diangkat atau dikaitkan guru dalam pembelajaran di sekolah.

 

Bullying is an act of bullying that can happen to anyone and anywhere. It can even happen to people around you. Bullying can also occur in the world of education, such as in the school environment. Bullying or bullying can be avoided by cultivating an attitude of compassion, empathy, and helping fellow friends and those around you. Disruptive attitudes grow intending to show strength, see others as inferior, and the desire to defeat others. This can be minimized by cultivating a spirit of compassion, empathy, and helping through storytelling activities. This is because, with stories, children do not feel patronized. Children will learn from the messages conveyed in the story and identify themselves through the characters shown in the story. This is the reason why fairy tales were chosen to overcome the amount of bullying that occurs in schools. Teachers involve students in telling stories using media such as Shadow Theater media. Based on the results of the service that has been carried out, it is concluded that fairy tale teaching material is taught in elementary schools. This is per the indicators or learning objectives in the elementary school curriculum for Indonesian language subjects. Even Karangawen District Elementary School teachers also teach storytelling to students. Based on initial service data obtained regarding aspects of knowledge about bullying, as many as 75% of teachers understand bullying. Aspects of bullying occur in schools, as much as 75% occur in elementary schools. In terms of material, 82% of respondents admitted that they did not relate the topic of bullying to learning. Media aspect, teachers' knowledge about the use of Shadow Theater media as much as 96% of respondents do not understand about Shadow Theater media. Aspects of types of violence, namely the type of violence that respondents understand, namely psychological violence. Bullying occurs in schools, but this theme is not often raised or related by teachers in school learning.


Kata Kunci


Mendongeng, Anti Bullying, Media Shadow Theatre

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Devi Kusuma Wardani, M. M. (2019). Eksplorasi Pengalaman Remaja yang Menjadi Korban Bullying di Sekolah. Ners Widya Husada, 15-22.

Nina Dwi Lestari, L. N. (2019). “Gema Suling” Gerakan Masyarakat Sekolah Tanggap Bullying dalam Upaya Pencegahan Bullying pada Anak Usia Sekolah . Jurnal SOLMA, 101-110.

Shofwan, A. M. (2022). Manfaat dan Tujuan Mendongeng untuk Pendidikan Anak. TILA: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 184-195.

Yuyarti. (2018). Mengatasi Bullying Melalui Pendidikan Karakter. Jurnal Kreatif, 52




DOI: https://doi.org/10.24198/kumawula.v7i1.51547

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




Kumawula: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Terindeks Di:

 Google Scholar   Indonesia One SearchWorldCat Crossref  Bielefeld Academic Search Engine (BASE)