Pembacaan Ulang Nana Karya Zola dan Anna Karya Tolstoy : Re-Interpretasi Sosok Perempuan Feminis Abad-19

Mega Subekti, Hilman Fauzia Khoeruman

Sari


Dalam sejarah perkembangan ideologi feminisme, Abad ke-19 sering dianggap
sebagai momen penting munculnya ide-ide baru tentang feminisme dan pergerakan yang
memperjuangkan hak-hak perempuan. Beberapa ide tersebut tercermin dari banyaknya
karya sastra yang mengangkat isu tentang perempuan dalam tradisi patriarkal, seperti yang
dilakukan Emile Zola di Perancis dengan karyanya yang berjudul Nana dan Leo Tolstoy di
Rusia dengan Anna Karenina-nya. Dalam dua novel itu, perempuan digambarkan sebagai
tokoh yang tidak cukup beruntung terkait dengan peran sosial dan relasi mereka dengan lakilaki.
Meski demikian, perjuangan yang dilakukan terkait dengan opresi yang mereka terima
bisa dianggap sebagai representasi dari perlawanan mereka sebagai perempuan. Dengan
menggunakan metode deskriptif analitis yang didukung dengan pendekatan feminsime dan
gender, tulisan ini ditujukan untuk mendeskripsikan perlawanan atau setidaknya kesadaran
tokoh Nana maupun Anna dan menginterpretasikannya sebagai perwujudan feminisme
mereka sebagai perempuan. Meskipun berakhir tragis (dimatikan oleh narator), resistensi
yang dilakukan Nana dan Anna terkait dengan status mereka sebagai perempuan sekiranya
dapat membuktikan bahwa mereka tetap mampu merepresentasikan ide-ide feminisme.
Alih-alih sebagai korban yang didominasi oleh laki-laki, Nana mampu memanfaatkan
sensualitas tubuhnya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Sementara itu, pilihan Anna
untuk bunuh diri dilakukannya dengan penuh kesadaran dapat dianggap sebagai puncak
perlawanannya terkait opresi yang ia terima karena perzinahannya dengan Vronsky.
Kata kunci: Perempuan, feminisme, abad ke-19
AbstRact
In the history of the development of feminist ideology, nineteenth century is
regarded as an important moment of the emergence of ideas on feminism and women’s
movement. Some of these ideas are reflected from the many literary works that raise the
women’s issues in the patriarchal tradition, as Emile Zola did in France with Nana and
Leo Tolstoy in Russia with Anna Karenina. In the two novels, women are portrayed as
unfavourable figures associated with their status and relationships with men. Nevertheless,
the fight related with the oppression they receive can be regarded as a representation
of their resistance as women. By using an analytical descriptive method supported by
feministic and gender approaches, this paper is intended to describe resistance or at least
awareness of Nana and Anna figures and read it as the embodiment of their feminism
perspective. Though ending tragically (killed by the narrator), Nana and Anna’s resistance
could prove that they were capable to represent their feminist perspectives. Instead of being
a victim who was dominated by men, Nana is able to take advantage of her sensual body to



Kata Kunci


women; feminism; the 19th century

Teks Lengkap:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24198/metahumaniora.v7i3.18845

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by4.footer##

Jurnal Metahumaniora Terindeks

width=width=width=width=width=width=width=width=width= 

Penerbit: 

Ruang Jurnal Gedung B Lt. 1. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Bandung 45363
web : http://www.fib.unpad.ac.id
 
 

 

 

Statistik Pengunjung

 

Lisensi Creative Commons Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.