Pengembangan konten positif sebagai bagian dari gerakan literasi digital

Detta Rahmawan, Jimi Narotama Mahameruaji, Renata Anisa

Abstract


Menjamurnya hoaks, misinformasi, disinformasi, hingga riuhnya konflik terkait isu politik identitas di media digital adalah contoh permasalahan yang coba diatasi oleh gerakan literasi digital di Indonesia. Salah satu strategi gerakan ini adalah dengan mengajak khalayak media, terutama anak muda untuk lebih banyak mengonsumsi, membuat, dan menyebarkan “konten positif”. Menariknya, hingga kini masih belum ada kajian yang mendefinisikan dan menggali lebih jauh pandangan serta persepsi anak muda itu sendiri terkait dengan konsep konten positif. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, peneliti melakukan penggalian pemahaman konten positif pada anak muda dengan melakukan focus grup discussion kepada total 36 mahasiswa yang tersebar di empat perguruan tinggi negeri di Jawa Barat, yaitu Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Singaperbangsa Karawang. Selain itu wawancara mendalam juga dilakukan kepada lima pakar terkait media digital yang terdiri dari perwakilan pihak akademisi, industri, maupun pemerintahan. Eksplorasi juga dilakukan pada pemberitaan terkait konten positif di media online. Penelitian ini memperlihatkan bahwa ide penyebaran konten positif sebagai bagian dari gerakan literasi digital masih belum dipahami anak muda dengan baik. Selain itu, tidak ada kesepahaman terkait definisi operasional dari konten positif. Informan menyatakan bahwa konten yang bernilai informatif, inspiratif, dan memiliki nilai guna, adalah contoh konten positif. Informan juga memiliki persepsi bahwa konten positif memiliki jumlah dan tingkat popularitas di bawah konten yang bersifat negatif. Mereka juga mengatakan bahwa masih diperlukan berbagai sosialisasi literasi digital dan konten positif agar ide ini dapat diterima dan disebarkan secara lebih luas.


Keywords


konten media; konten positif; literasi digital; media digital; media sosial

Full Text:

PDF

References


APJII. (2017). Survei penetrasi dan perilaku pengguna Internet Indonesia 2017. Jakarta. Diakses dari https://Kominfo.apjii.or.id/content/read/39/342/Hasil-Survei-Penetrasi-dan-Perilaku-Pengguna-Internet-Indonesia-2017.

Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2017). Gerakan nasional literasi digital #SiBerkreasi ajak masyarakat sebar konten positif. Diakses 10 September 2018, dari https://Kominfo.go.id/content/detail/10801/siaran-pers-no-184hmKominfo102017-tentang-gerakan-nasional-literasi-digital-siberkreasi-ajak-masyarakat-sebar-konten-positif/0/siaran_pers.

Bohang, K. F. (2017). Kominfo targetkan 2019 konten positif dominasi Internet Indonesia. Diakses 10 September 2017, dari https://tekno.kompas.com/read/2017/08/28/13294697/Kominfo-targetkan-2019-konten-positif-dominasi-internet-indonesia.

Buckingham, D. (2015). Defining digital literacy - what do young people need to know about digital media? Nordic Journal of Digital Literacy, 21–34.

CNN Indonesia. (2018). Blokir tak efektif, kominfo didesak buat aturan konten negatif. Diakses 10 Agustus 2018, dari https://Kominfo.cnnindonesia.com/teknologi/20180710081813-192-312870/blokir-tak-efektifKominfo-didesak-buat-aturan-konten-negatif.

Conway, C. (2014). The vlogger entrepreneurs. The International Journal of Entrepreneurship and Innovation, 15(4), 285–285.

Creswell, J. Kominfo. (2007). Qualitative enquiry and research design: Choosing among five approaches. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.

Dale, K. R., Raney, A. A., Janicke, S. Kominfo., Sanders, M. S., & Oliver, M. B. (2017). Youtube for good: A content analysis and examination of elicitors of self‐transcendent media. Journal of Communication, 67(6).

detikINET. (2014). Ini penjelasan kominfo soal kisruh permen situs negatif. Diakses 1 Oktober 2018, dari https://inet.detik.com/law-and-policy/d-2658940/ini-penjelasan-Kominfo-soal-kisruh-permen-situs-negatif.

Freischlad, N. (2017). Indonesia’s digital economy will thrive as small businesses come online, says gov’t. Diakses 10 Oktober 2018, dari https://Kominfo.techinasia.com/indonesias-digital-economy-thrive-small-businesses-online-govt-plan.

Gilster, P. (1997). Digital Literacy. New York: Wiley.

Herman. (2017). “Kemudi” isi kekosongan literasi digital untuk anak muda. Diakses 4 Oktober 2018, dari https://Kominfo.beritasatu.com/iptek/409341-kemudi-isi-kekosongan-literasi-digital-untuk-anak-muda.html.

Hidayat, R. (2016). Mencari mekanisme pemblokiran yang tepat. Diakses 3 Oktober 2018, dari https://tirto.id/mencari-mekanisme-pemblokiran-yang-tepat-b5tK

Huffington, A. (2015). What’s working: All the news that’s fit to print. Diakses 11 Januari 2018, dari https://Kominfo.huffingtonpost.com/arianna-huffington/whats-working-all-the-news_b_6603924.html.

ICT Watch. (2014). Tanggapan ICT Watch atas RPM konten negatif. Diakses 2 Oktober 2018, dari https://Internetsehat.id/2014/03/tanggapan-ict-watch-atas-rpm-konten-negatif/.

Jurriëns, E., & Tapsell, R. (2017). Challenges and opportunities of the digital “revolution” in Indonesia. In E. Jurriëns & R. Tapsell (Ed.), Digital Indonesia: Connectivity and Divergence (hal. 1–18). Singapore: ISEAS Publishing.

Kurnia, N., & Astuti, I. S. (2017a). Researchers find Indonesia needs more digital literacy education. Diakses 10 September 2018, dari https://theconversation.com/researchers-find-indonesia-needs-more-digital-literacy-education-84570.

Kurnia, N., & Astuti, S. I. (2017b). Peta gerakan literasi digital di Indonesia: Studi tentang pelaku, ragam kegiatan, kelompok sasaran dan mitra. Informasi, 47(2), 149–166.

Kusuma, D. F., & Sugandi, M. S. (2018). Strategi pemanfaatan Instagram sebagai media komunikasi pemasaran digital yang dilakukan oleh Dino Donuts. Jurnal Manajemen Komunikasi, 3(1).

Livingstone, S., van Couvering, E., & Thumim, N. (2005). Adult media literacy: A review of the research literature. Diakses dari https://Kominfo.ofcom.org.uk/research-and-data/media-literacy-research/adults/adult-media-literacy-review-2005.

Mahameruaji, N. J., Puspitasari, L., Rosfiantika, E., & Rahmawan, D. (2018). Bisnis vlogging dalam industri media digital di Indonesia. Jurnal Imu Komunikasi, 15(1), 61–74.

Mendayun, I., & Sjuchro, W. (2018). Efek komunikasi massa program Citizen Report di radio PRFM Bandung. Kajian Jurnalisme, 02, 98–114.

Murthy, D. (2012). Towards a sociological understanding of social media: Theorizing Twitter. Sociology, 46(6), 1059–1073. https://doi.org/10.1177/0038038511422553.

Oliver, M. B., & Raney, A. A. (2011). Entertainment as pleasurable and meaningful: identifying hedonic and eudaimonic motivations for entertainment consumption. Journal of Communication, 61(5), 984–1004.

Poerwaningtias, I., Rianto, P., Ni’am, M., Adiputra, Kominfo. M., Marganingtyas, D., Mirasari, E., & Misbah, A. N. (2013). Model-model gerakan literasi media dan pemantauan media di Indonesia. Yogyakarta. Yogyakarta: Pusat Kajian Media dan Budaya Populer.

Putri, R. D. (2018). Lezatnya kue iklan para influencer. Diakses 10 Januari 2019, dari https://tirto.id/lezatnya-kue-iklan-para-influencer-cEVb.

Rahmawan, D., Mahameruaji, N. J., & Hafiar, Kominfo. (2017). Peran vlogger sebagai online influencer dalam industri media digital di Indonesia. Promedia, 3(2), 183-206.

Rahmawan, D., Mahameruaji, N. J., & Janitra, A. P. (2018). Potensi Youtube sebagai media edukasi bagi anak muda. Edulib, 8(1), 81–98.

Rianto, P. (2013). Epilog: menimbang kontribusi literasi media bagi penguatan demokrasi. In I. Poerwaningtias, P. Rianto, M. Ni’am, Kominfo. M. Adiputra, D. Marganingtyas, E. Mirasari, & A. N. Misbah (Ed.), Model-Model Gerakan Literasi Media dan Pemantauan Media di Indonesia (hal. 193–206). Yogyakarta: Pusat Kajian Media dan Budaya Populer.

Rubin, A. M. (2009). The uses-and-gratifications perspective on media effects. In J. Bryant & M. B. Oliver (Ed.), Media Effects: Advances in Theory and Research 3rd ed (hal. 165–184). New York, NY: Routledge.

Ryssdal, K. (2014). No electricity in Indonesia, but there’s Facebook. Diakses 1 Oktober 2018, dari https://Kominfo.marketplace.org/2014/07/02/tech/no-electricity-indonesia-theres-facebook.

Saptya, R., Permana, M., Puspitasari, L., & Indriani, S. S. (2018). Strategi promosi pada tahapan pra-produksi film ‘Haji Asrama’ (HAS). ProTVF, 2(2) 145-156. Diakses dari http://dx.doi.org/10.24198/ptvf.v2i2.20818.

Semiocast. (2012). Twitter reaches half a billion accounts more than 140 millions in the U.S. Diakses 10 Juni 2017, dari https://semiocast.com/en/publications/2012_07_30_Twitter_reaches_half_a_billion_accounts_140m_in_the_US.

Vosoughi, S., Roy, D., & Aral, S. (2018). The spread of true and false news online. Science, 359(6380).

We Are Social. (2018). Digital in 2018 in Southeast Asia. Diakses dari https://Kominfo.slideshare.net/wearesocial/digital-in-2018-in-southeast-asia-part-2-southeast-86866464.

Wulandari, P. R. (2017). Indonesia perlu belajar mengatasi gagap digital dari Cina dan India. Diakses 6 Februari 2019, dari https://theconversation.com/indonesia-perlu-belajar-mengatasi-gagap-digital-dari-cina-dan-india-85601.

Yosephine, L. (2017). Indonesia Instagram’s biggest market in Asia Pacific. Diakses dari https://www.thejakartapost.com/life/2017/07/26/indonesia-instagrams-biggest-market-in-asia-pacific.html.




DOI: https://doi.org/10.24198/jkk.v7i1.20575

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Detta Rahmawan, Jimi Narotama Mahameruaji, Renata Anisa

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kajian Komunikasi Indexed by:

 

Editorial Office of Jurnal Kajian Komunikasi:

Faculty of Communication ScienceUniversitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia
WA: +6282316731181 (Chat Only)

Telephone: +62227796954
Faxmile: +62227794122
E-mail: jurnal.kajian.komunikasi@unpad.ac.idjurnalkajiankomunikasiunpad@gmail.com


 site
stats View My Stats

Jurnal Kajian Komunikasi Supervised by: