Identifikasi Bakteri Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Berdasarkan Musim Tanam di Perairan Maluku Tenggara

Nally. Y.G.F. Erbabley, Dominggas M. Kelabora

Sari


Penyakit ice-ice merupakan masalah utama dalam budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii yang  menimbulkan kerusakan pada permukaan thallus.  Penyebarannya  sangat cepat dan dapat menimbulkan kematian, sehingga mengakibatkan kerugiaan yang cukup besar dalam budidaya. Kejadian penyakit ice-ice bersifat musiman, menular dan disebabkan oleh infeksi sekunder bakteri.  Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasian bakteri penyebab penyakit ice-ice berdasarkan musim tanam. Penelitian dilakukan di laboratorium hama dan penyakit Balai Budidaya Laut Ambon. Isolasi bakteri diambil dari thallus yang terserang penyakit ice-ice dan dari sampel air lokasi budidaya selanjutnya identifikasi dengan menggunakan metode uji biokimia.  Hasil penelitian menunjukan bakteri yang menginfeksi rumput laut di perairan Maluku Tenggara pada lokasi Sathean yaitu bakteri Pseudomonas  stutzeri, Aeromonas  faecalis, Vibrio  alginolitycus, Pseudomonas  fluorescens sedangkan bakteri yang terdapat di perairan adalah bakteri Vibrio  alginolitycus, Pseudomonas  fluorescens. Pada musim tanam ke III-IV periode April-Juli. Untuk lokasi Letvuan jenis bakteri yang ditemukan adalah bakteri Pseudomonas  stutzeri, Aeromonas  faecalis,. pada musim tanam VII-VIII periode Oktober-November.   Berdasarkan hasil yang diperoleh maka disimpulkan bahwa Bakteri dominan yang menginfeksi rumput laut di perairan Maluku Tenggara adalah dari genus Pseudomonas dan Vibrio serta  terjadi  pada musim pancarobah atau musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau periode April-Juli.  


Kata Kunci


Identifikasi Bakteri; Penyakit ice-ice; Musim Tanam

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Aryati. R W., Sya’rani, L., Arini E. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut, 3.1 :

Anggadiredja. J., T.A. Zatnika., H Purwoto dan Sri. Istini. 2011. Rumput laut (pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran komoditas perikanan potensial). Penebar swadaya. Jakarta.

Arisandi. A dan Akhmad. Farid, 2014. Dampak faktor ekologis terhadap sebaran penyakit ice-ice. Journal Kelautan. 7.1 : 20 - 25.

DKP. 2004. Profil Rumput Laut Indonesia. Jakarta-Indonesia: Direktorat Jendral Perikanan Budidaya.

Largo D.B., Fukami. K., And Nishijima. T. 1995. Occasional pathogenic bacteria promoting ice-ice diasease in the carrageenan-producing red algae Kappaphycus alvarezii and Eucheuma denticulatum (Solieriaceae, Gigartinales, Rhodophyta). Journal of applied phyciology 7: 545 - 554.

Musa. N and L.S. Wei. 2008. Bacteria attached on cultured seaweed Gracilaria changii at Mangabang Telipot Terengganu Academic Journal of plant sciences 1 (1) : 01 - 04.

Mudeng. J.D., dan Ngangi. E.L.A. 2014. Pola Tanam Rumput Laut Kappaphycus alvarezii di Pulai Nain, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Perikanan Universitas Sam Ratulangi. 2 : 27 – 37.

Neksidin. Utama., K. Pengerang dan Emiyarti. 2013. Studi kualitas air untuk budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) di perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal mina laut Indonesia. 03.12 : 147 – 155.

Pong-Masak P.R., dan Muh. Tjaronge. 2009. Hubungan kandungan Nitrogen dan Phosfor dalam perairan terhadap kandungannya dalam tallus rumput laut, Kappaphycus alvarezii pada lokasi berbeda di Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan, Bidang Budidaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. I.18 – I. 25.

Parenrengi. A., Rachmansyah., dan Suryati. E. 2011. Budidaya rumput laut penghasil karaginan (Karaginofit). Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan,Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Jakarta.

Sulistijo. 2002. Penelitian Budidaya Rumput laut (Alga makro/Seaweeds) di Indonesia. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang Akuakultur. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Santoso. L dan Yudha. Tri. Nugraha, 2008. Pengendalian penyakit ice-ice untuk meningkatkan produksi rumput laut Indonesia. Jurnal Saintek perikanan. 3.2 : 37 – 43.

SNI (Standart Nasional Indonesia), 2010. Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottinii) – bagian 2: Metode long line. Badan standarisasi nasional. SNI : 7579.2.2010.

Supatno., Wahyu Andi Nugraha., dan Insafitri. 2010. Populasi bakteri pada rumput laut (Eucheuma cottonii) yang terserang penyakit ice-ice. Jurnal Kelautan. 3. 2.

Saraswati. S.P dan I Made Sena Darmasetiyawana. 2016. Identifikasi bakteri pada rumput laut Eucheuma spinosum yang terserang penyakit ice-ice di perairan pantai Kutuh. Journal of Marine and Aquatic Science 2 : 11 - 15.

Uyenco F.R., L.S. Saniel dan G.S. Jacinto. 1981. The “ice-ice” problem in seaweed farming. 10th international seaweed symposium. Walter de gruyter, New York. pp: 625-630.




DOI: https://doi.org/10.24198/jaki.v3i1.23398

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##

Jurnal Ini Terindeks di:


 width= width= width= width= width= width= width= width= width=


 

Penerbit:

Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor