Hubungan Antara Persen Penutupan dan Simpanan Karbon Lamun

Supriadi Mashoreng, Muhammad Banda Selamat, Khairul Amri, Yayu Anugerah La Nafie

Sari


Padang lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan sebagai penyimpan karbon yang cukup penting.  Selama ini estimasi karbon tersimpan pada komunitas lamun masih dilakukan menggunakan metode pencuplikan secara langsung. Namun untuk kepentingan survey pada kawasan yang luas, cara tersebut membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan metode untuk mengestimasi karbon tersimpan lamun dengan memanfaatkan citra satelit sehingga dapat dilakukan secara cepat, mudah dan murah. Sebagai tahap awal untuk mengestimasi karbon tersimpan menggunakan citra satelit, diperlukan model hubungan antara tutupan jenis lamun dengan karbon tersimpannya sebagaimana yang dilakukan pada penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2016 di Pulau Barranglompo Makassar. Penelitian diawali dengan mengambil biomassa 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis dan Syringodium isoetifolium pada area seluas 25cm x 25 cm. Pengambilan biomassa setiap jenis lamun dilakukan untuk masing-masing jenis dengan 10 tingkatan persentase tutuapn lamun. sebanyak 10 kali pada persen tutupan jenis lamun yang berbeda-beda, mulai dari tutupan rendah sampai tutupan tertinggi yang ditemukan di lapangan. Penentuan penutupan lamun dilakukan dengan cara visual pada plot berukuran 50cm x 50cm. Selanjutnya dilakukan analisis karbon organik jaringan lamun (daun, rhizoma, akar dan seludang) masing-masing jenis, dengan ulangan 5 kali.  Hasil perkalian antara biomassa lamun dengan kandungan karbonnya merupakan karbon tersimpan lamun tersebut. Hubungan antara persen tutupan jenis lamun dan karbon tersimpan dianalisis menggunakan regresi polynomial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua jenis lamun yang diamati, hubungan antara persen tutupan dengan simpan karbonnya mempunyai hubungan positif yang kuat. Koefisien determinasi, r2 berkisar 0,7413-0,9838 untuk simpanan karbon bagian bawah dan 0,8017-0,9683 untuk simpanan karbon bagian atas.

Kata Kunci


lamun, tutupan jenis, karbon tersimpan, Pulau Barranglompo

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alongi DM, Murdiyarso D, Fourqurean JW, Kauffman JB, Hutahaean A, Crooks S, Lovelock CE, Howard J, Herr D, Fortes M, Pidgeon E, Wagey T. 2016. Indonesia’s blue carbon: a globally significant and vulnerable sink for seagrass and mangrove carbon. Wetlands Ecology and Management 24 (1): 3-13.

Condon VM, Wilson SS, Dunton KH. 2017. Evaluation of relationships between cover estimates and biomass in subtropical seagrass meadows and application to landscape estimates of carbon storage. Southerastern Geographer 57 (3): 231-245.

Dekker A., Brando V., Anstee J., Fyfe S.K., Malthus T., Karpouzli E. 2006. Di dalam: A.W. D. Larkum, R. Orth, & C. M. Duarte (Eds.). Remote sensing of seagrass systems: Use of spaceborne and airborne systems, Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Springer, Dordrecht, pp. 347-359.

Fenchel T, King GM, Blackburn TH. 1998. Bacterial biogeochemistry. The ecophysiology of mineral cycling. Academic Press, San Diego, California.

Indriani, Wahyudi AJ, Yona D. 2017. Cadangan karbon di area padang lamun pesisir Pulau Bintan Kepulauan Riau. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 2 (3): 1-11.

Kiswara W. 2010. Studi pendahuluan: potensi padang lamun sebagai karbon rosot dan penyerap karbon di Pulau Pari Teluk Jakarta. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36 (3): 361-376.

Knudby A., Nordlund L. 2011. Remote sensing of seagrass in a patchy multi-species environment. International Journal of Remote Sensing, 32 (8): 2227-2244. doi: http:// dx.doi.org/10.1080/01431161003692057.

Lee KS, Park SR, Kim YK. 2007. Effect of irradiance, temperature, and nutrients on growth dynamics of seagrass: a review. J Exp Mar Bio Ecol 350: 144-175.

Lyimo TJ, Mvungi EF, Lugomela C, Bjork M. 2006. Seagrass biomass and productivity in seaweed and non-seaweed farming areas in the East Coastal of Zanzibar, Tanzania. Western Indian Ocean. J Mar Sci 5(2): 141-152.

Lyons MB, Roelfsema C, Kovacs E, Samper-Villareal J, Saunders M, Maxwell P, Phinn S. 2015. Rapid monitoring of seagrass biomass using a simple linear modelling approach, in the field and from space. Marine Ecological Progress Series 530: 1-14.

Lyons MB., Phinn SR., Roelfsema CM. 2012. Long term land cover and seagrass mapping using Landsat and object-based image analysis from 1972 to 2010 in the coastal environment of South East Queensland, Australia. ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote Sensing, 71: 34-46. doi: http://dx.doi.org /10.1016/ j.isprsjprs.2012.05.002.

Marba N, Holmer M, Gacia E, Barron C. 2006. Seagrass beds and coastal biogeochemistry. In: Larkum AWD, Orth R, Duarte CM (Ed). 2006. Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation.Springer. Netherlands.

Mateo MA, Romero J, Perez M, Littler MM, Littler DS. 1997. Dynamics of millenary organic deposits resulting from growth of Mediterranean seagrass Posidonia aceanica. Estuar. Coast. Shelf Sc. 44: 103-110.

Mazarrasa, I., Marba, N., Lovelock, C.E., Serrano, O., Lavery, P.S., Fourqurean, J.W., Kennedy, H., Mateo, M.A., Krause-Jensen, D., Steven, A.D.L. dan Duarte, C.M. 2015. Seagrass meadow as a globally significant carbonat reservoir. Bioeosciences 12: 4993-5003.

McKinzie, L., R. Yoshida. 2001. Seagrass Watch: Manual for Mapping and Monitoring Seagrass by Community (Citizen) volunteers. QFS, NFC, Cairns.

Miyajima T, Hori M, Hamaguchi M, Shimabukuro H, Adachi H, Yamano H, Nakaoka M. 2015. Geographic variability in organic carbon stock and accumulation rate in sediments of East and Southeast Asian seagrass meadows. Global Biogeochemical Cycles 20 (4): 397-415.

Nurdin N, Komatsu T, Rani C, Supriadi, Fakhriyyah S, Agus. 2016. Coral reef destruction of Small island in 44 years and destructive fishing in Spermonde Archipelago, Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and environmental Sci. 47: 1-9.

Sulaeman, Suparto, Eviati. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Bogor: Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Supriadi, Kaswadji, R.F., Bengen, D.G. dan Hutomo, M. 2014. Carbon stok of seagrass community in Barranglompo Island Makassar. Indonesian Journal of Marine Scince 19 (1): 1-10.

Thamdrup B. 2000. Bacterial manganese and iron reduction in aquatic sediments. In: Schink B (ed). Advances in Microbial Ecology, pp 41–84. Kluwer Academic/Plenum Publishers, New York.




DOI: https://doi.org/10.24198/jaki.v3i1.23437

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

##submission.license.cc.by-nc-nd4.footer##

Jurnal Ini Terindeks di:


 width= width= width= width= width= width= width= width= width=


 

Penerbit:

Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor