Perubahan Sosial Pada Masyarakat Dusun Munti Gunung: Dari Mekurup, Menggepeng, Hingga Kembangkan Potensi Wisata

Ni Putu Sri Pratiwi, Muhammad Fedryansyah, Nunung Nurwati

Abstract

ABSTRAK

Dusun Munti Gunung telah ditandai sebagai “desa pengemis” atau “penggepeng” sejak tahun 1980-an. Hal ini disebabkan Munti Gunung merupakan daerah yang sangat gersang dengan letak air tanahnya yang sangat dalam. Sebelum menjadi pengemis, masyarakat Munti Gunung kerap pergi ke kota untuk menukarkan hasil panen dengan kebutuhan mereka sehari-hari (barter).  Namun seiring berjalannya waktu, transaksi barter tersebut berubah menjadi meminta-minta tanpa mempertukarkan hasil panen. Meskipun pemerintah telah berupaya mengembangkan aspek pariwisata di dusun tersebut, namun permasalahan tersebut masih belum terselesaikan secara tuntas. Penelitian mengenai kemiskinan dan praktik menggepeng yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Munti Gunung memang telah banyak dibahas, namun temuan-temuan tersebut belum mampu menjelaskan perubahan sosial yang lebih komprehensif dan mendalam yang terjadi pada masyarakat tersebut. Padahal penelitian tentang perubahan sosial dapat menyediakan pemahaman mendalam tentang dinamika masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan sosial, sehingga kebijakan dapat lebih tepat sasaran dan efektif. Melalui penelitian ini, peneliti bertujuan menganalisis perubahan sosial masyarakat Dusun Munti Gunung dalam dimensi interaksional yang dikemukakan oleh Himes & Moore melalui metode penelitian kualitatif dengan sumber data dari literatur dan wawancara mendalam dengan sejumlah informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan dari aktivitas barter menjadi pengemis adalah perubahan yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki, sedangkan perubahan dari menggepeng menjadi aktivitas pengembangan desa wisata merupakan perubahan yang direncanakan dan dikehendaki. Secara keseluruhan, perubahan yang terjadi bersifat multiliner yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Kata kunci: Desa Munti Gunung, Gepeng, Kemiskinan, Perubahan Sosial

 

ABSTRACT

Munti Gunung Hamlet has been marked as a "beggar village" or "penggepeng" since the 1980s. This is due to Munti Gunung being an extremely arid area with very deep groundwater. Before becoming beggars, the residents of Munti Gunung often traveled to the city to exchange their harvest for their daily necessities (barter). However, over time, these barter transactions evolved into begging without exchanging harvests. Despite government efforts to develop tourism in the hamlet, these issues remain unresolved. Research on poverty and begging practices in Munti Gunung has been widely discussed, yet these studies have not provided a comprehensive and in-depth explanation of the social changes occurring within the community. Research on social change can provide a deep understanding of societal dynamics and the factors affecting social welfare, leading to more targeted and effective policies. Through this study, the researcher aims to analyze the social changes in the Munti Gunung community through the interactional dimension proposed by Himes & Moore, using qualitative research methods with data sourced from literature and in-depth interviews with several informants selected through purposive sampling. The research findings indicate that the shift from bartering to begging was an unplanned and undesirable change, whereas the transition from begging to developing a tourist village was a planned and desired change. Overall, the observed changes are multilinear, driven by both internal and external factors.

Keywords: Munti Gunung Hamlet, Beggar, Poverty, Social Change  

Keywords

Munti Gunung, Gepeng, Kemiskinan, Perubahan Sosial

References

Willya, A. (2021). Citizen and Netizen Society: The Meaning of Social Change From a Technology Point of View. Jurnal Mantik, 5(3), 1564-1570.

Andriani, N., et al. (2021). Pengentasan Kemiskinan melalui Social Entrepreneurship Berbasis Industri Kreatif dan Desa Wisata di Dusun Munti Gunung, Desa Tianyar Barat. Internasional Journal of Community Service Learning, 5(4), 290-296.

Ariawan, I., Antara, M., & Arida, I. (2021). Pengembangan Desa Muntigunung sebagai Desa Wisata Baru di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. JUMPA, 7(2), 621-640.

Badan Pusat Statistik. (2021). Realisasi Investasi Penanaman Modal Luar Negeri. Diakses pada 11 April 2023 melalui http://www.bps.go.id/

Badan Pusat Statistik. (2022). Persentase Penduduk Miskin di Bali. Diakses pada 11 April 2023 melalui http://www.bps.go.id/

Badan Pusat Statistik. (2023). Kemiskinan dan Ketimpangan. Diakses pada 11 April 2023 melalui http://www.bps.go.id/

Juan, B. (2020). Discourse analysis for social change: voice, agency, and hope. De Gruyter Mouton, 267-268, 69-84.

Citra, I., & Sarmita, I. (2019). Pemetaan Potensi Wisata untuk Pengembangan Desa Wisata Muntigunung di Desa Tianyar Barat. Jurnal Widya Laksana, 8(1), 85-90.

Digdowiseiso, K. (2019). Teori Pembangunan. Lembaga Penerbitan Universitas Nasional: Jakarta Selatan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasen. (2023). Wujud Baru Munti Gunung Karangasem sebagai Desa Wisata. Diakses pada 17 Juni 2023 melalui http://tourism.karangasemkab.go.id/data/pesona-alam-munti-gunung/

Giddens, A. (2010). Teori Strukturasi; Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Gistyansya, R., Gunawan, W., & Yunita, D. (2021). Geopark dan Perubahan Sosial: Analisis Perubahan Sosial dalam Dimensi Struktural (Peran, Kelas, Lembaga Sosial) Masyarakat di Kawasan Geopark Ciletuh Jawa Barat. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 6(1), 82-93.

Henslin, J. (2015). Essentials of Sociology a Down-to-Earth Approach. Southem Illinois University: Edwardsville.

Kuntani, S., & Hikmawati, E. (2017). Seeking the Root of the Problem of Beggar and Homeless. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial.

Martono, N. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Pormodern, Poskolonial. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Setiawan, G. (2020). Konstruksi Sosial Mitos Kutukan dalam Masyarakat Munti Gunung, Tianyar Barat, Karangase. Jurnal Ilmiah Sosiologi.

Suastika, I. (2021). Tradisi Meurup-urup dan Nilai-Nilai Karakter Masyarakat Banjar Munti Gunung Desa Tianyar Barat Kabupaten Karangasem Bali. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 7(1), pp.01-10.

Sulistyawati, N. (2019). Upaya Pemerintah Kabupaten Badung dalam Menangani Gelandangan dan Pengemis. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Baru dalam Penelitian Sains, Teknologi, dan Humaniora.

Sulistyawati, N., & Kusumawardhani, S. (2020). The Effectiveness of Homelessness and Beggars Handling Related to the Badung Regency Regulation Number 7 of 2016 Concerning Public Order and Peace of the Community. Journal of Sustainable Development Science, 2(2), 53-59.

Swardhana, G. (2020). Vegrants and Beggars Countermeasures at Denpasar City in Criminology Perspective. Udayana Magister Law Journal, 9(1), 15-36.

Wardhani, N. (2019). The Empowerment Strategy Through Spiritual Education (Educare) Toward Gepeng in Denpasar. Internasional Journal of Hindu Science and Religious Studies, 3(1), 101-108.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.