Tradisi Nyesek : Belenggu Bagi Perempuan Suku Sasak Ditengah Hegemoni Maskulinitas

Susmawati Susmawati, Hamidsyukrie ZM Hamidsyukrie ZM, Ananda Wahidah

Abstract

ABSTRAK

Tradisi nyesek (menenun) menjadi tolak ukur kedewasaan dan makna tubuh bagi perempuan yang masih dilestarikan oleh masyarakat Suku Sasak Dusun Sade Kabupaten Lombok Tengah. Tradisi nyesek menjadi salah satu syarat menikah bagi perempuan. Eksistensi tradisi ini mencerminkan adanya hegemoni maskulinitas sehingga menyebabkan terbatasnya aksesibilitas bagi perempuan di masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hegemoni maskulinitas dalam tradisi nyesek serta eksistensi tradisi nyesek bagi perempuan Suku Sasak. Metode penelitian menggunakan etnografi dengan wawancara mendalam. Informan penelitian ini terdiri dari 10 orang, 6 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya label maskulinitas terhadap laki-laki seperti macho, bertanggung jawab, berjiwa pemimpin, rasional dan kuat. Label tersebut mendorong terciptanya hegemoni sehingga membuat laki-laki tidak terlibat dalam tradisi nyesek dan tidak menjadi syarat menikah. Berbanding terbalik bagi perempuan, dimana nyesek menjadi hal yang wajib dan sebagai syarat untuk menikah. Selain itu, adanya pelabelan tersebut membuat akses yang tidak terbatas bagi laki-laki untuk mengenyam pendidikan. Hal ini juga membuat laki-laki lebih leluasa untuk bekerja di ranah publik sementara perempuan hanya di ranah domestik.

Kata Kunci : Hegemoni Maskulinitas, Nyesek , Perempuan

ABSTRACT

Nyesek (weave) becomes an indicator of maturity and body meaning to women in which still be preserved by people of Sasak in Dusun Sade Central Lombok regency. This costume becomes one of the women's obligatory marriage requirements. The existence of this costume reflects the hegemonic masculinity so therefore brings forth the limitation of accessibility to the women in the society. This research is aimed to discover the hegemonic masculinity in nyesek tradition and the existence of this tradition for Sasaknese women. This research utilized the ethnography method with deep interviews. The Informants, furthermore, consisted of 10 people with 6 women and 4 men. The result of this research indicates that with the presence of masculinity to men such as macho, being responsible, leadership spirit, rational, and strong. Those labels bring forth the emergence of hegemony and therefore make men not involved in the tradition. On the contrary with women in which nyesek becomes obligatory marriage requirements. The presence of those labels, furthermore, makes the educational access for men being unlimited. As a result, men are more unimpeded to work in a public domain while women in a domestic domain.

Keyword : Hegemonic Masculinity, Nyesek, Woman

 

 

Keywords

Hegemoni Maskulinitas, Tradisi Nyesek, Perempuan

References

Apriliandra, S. 2021. “Perilaku Diskriminatif Pada Perempuan Akibat Kuatnya Budaya Patriarki Di Indonesia Ditinjau Dari Perspektif Konflik”. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 3(1):13.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2022. Angka Melek Aksara Penduduk 15-24 Tahun Menurut Provinsi, 2020-2022. Diakses Pada Rabu, 27 September 2023, melalui : https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTQ2MiMy/angka-melek-huruf-penduduk-umur-15-24-tahun-menurut-provinsi.html.

Bures, E. “ The Intellectual as Culture Warrior”. Facism, 12 (1): 1-26.

Dewi W.R, Idawati, Hidayat N, Susanti R dan Azmi, N. 2023. “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi”. SEHATMAS: Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 2(3):682-691.

Eriyanto. 2015. Analisis Farming: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta : LKis Yogyakarta.

Farida, N dan Andalas, E.P. 2019. “ Representasi Kesenjangan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Dengan Perkotaan Dalam Novel Gadis Pantai Karya Pramodya Ananta Toer”. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, 5(1):74-90.

Geleuk, M. B. 2020. “Bentuk-Bentuk Hegemoni Pada Tokoh Periferal Dalam Novel Pasung Jiwakarya Okky Madasari”. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. 3(1) : 65-78.

Gramsci, Antonio. 1971. Selection From the Prison Notebooks. New York : International Publihser.

Gray, K. L. 2018. “Masculinity Studies”. Feminist Media Histories, 4(2):107-112.

Halizah, R. L dan Faralita, E. 2023. “Budaya Patriarki dan Kesetaraan Gender”. Wasaka Hukum, 11(1):19-32.

Hardianti dan Nurwati. 2020. “Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Dini Pada Perempuan”. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(2):111-120.

Intan, D. 2021. “Etnomatematika : Eksplorasi Transformasi Geometri Tenun Suku Sasak Sukarara”. Jurnal Elemen 7(2): 324.

Kalt, T. 2024. “Transition conflicts: A Gramscian political ecology perspective on the contested nature of sustainability transitions”. Environmental Innovation and Societal Transitions, 50.

Khairunnisa., P. H. 2022. “Partisipasi Perempuan Indonesia Dalam Ekonomi Kreatif Untuk Mewujdukan Sustainable Development Goals”. Journal of International Relations, 8(3):385.

Kusnandar, J. H. 2023. “Stigma Maskulinitas Ditengah Budaya Patriarki Analisis Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim”. Journal Of Gender and Children Studies, 3(1):26-51.

Mayana, S. N dan Rosyadi, M. 2021. “Makna Catcalling (Studi Fenomenologi di Desa Masbagik Timur Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur)”. Resiprrokal, 3(2): 220-227.

Nayak, Anoop. 2023. “Deconolizing Care: Hegemonic Masculinity, Caring Masculinites, and The Material Configurations Of Care”. Man and Masculinities, 26(2):167-187.

Nuraeni, Y dan Suryono, I. L. 2021. “Analisis Kesetaraan Gender Dalam Bidang Ketenagakerjaan di Inonesia”. Nahkoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 20(1):68-79.

Nursaptini, Sobri M, Sutisna D, Syazali M dan Widodo, A. 2019. “Budaya Patriarki dan Akses Perempuan Dalam Pendidikan”. Al-Maiyyah : Media Transformasi Gender Dalam Paradigma Keagamaan, 12(2): 16-26.

Pabyantara, D dan Putri, A. K. 2020.”Maskulinitas dan Pandemi Covid-19 : Studi Kasus Pakistan”. Jurnal Hubungan Internasional, 12 (2):163.

Perkins, H. A. 2011. “Gramsci in Green : Neoliberal Hegemony Through Urban Forestry and The Potential For A Political Ecology Of Praxis. Geoforum, 42(5): 558-566.

Pilcher, J dan Whelehan, I. 2018. Key Concept in Gender Studies. Sage Publication : 2(2).

Putri, H. S. 2020. “Praktik Wacana Nyesek Bagi Perempuan Sasak”. Journal Of Gender Studies 10(1):134.

Putri, D. 2020. “Relevansi Kesetaraan Gender dan Peran Perempuan Bekerja Terhadap Kesejahteraan Keluarga di Indonesia”. Jurnal AL-MAIYYAH Media Transformasi Gender Dalam Paradigma Sosial Keagamaan 13(1):38-50.

Saputro, D dan Yuwarti, H. 2016. “Representasi Maskulinitas Pria Di Media Online”. Jurnal Wacana, 1(1):1-85.

Sari, K. W dan Haryono, C. G. 2019. “Hegemoni Budaya Patriarki Pada Film (Analisis Naratif Tzvetan Todorov Terhadap Film Kartini 2017)”. SEMIOTIKA : Jurnal Komunikasi, 12(1).

Sary, I. A. 2013. “Hegemoni Gramsci Dalam Novel Sekali Peristiwa Di Banten Selatan Karya Pramoedya Ananta Toer”. Artikel Jombang : Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Guru Republik Indonesia.

Septiana, S. R. 2022. “Harga Diri dan Penerimaan Diri Perempuan Suku Sasak Sebagai Penjaga Tradisi”. proceedings 1(1):321-326.

Suciati, E. 2017. “Dekonstruksi Patriarki Khaled Hosseini Dalam Novel A Thousand Splendid Suns”. Diglossia:Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan, 9(1):1-10.

Sugitanata, A. 2021. Larangan Perkawinan Bagi Gadis Yang Belum Memiliki Keterampilan Menenun. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Susanto, L. 2019. “ Dominasi Kapitalisme Dalam Produksi Konten Berita Surat Kabar Lampu Hijau”. Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1):30-47.

Susmawati, Wahidah A, Maulida S. 2023. “Kesetaraan Gender Sebagai Solusi Bagi Perempuan Sasak di Tengah Belenggu Hegemoni Budaya Nyesek”. Rayah Al-Islam 7(3):1488-1494.

Syah, R dan Darmawan, I. 2021. “Peran Program Keaksaraan Dasar Dalam Perspektif Perempuan Di PKBM Lombok Tengah”. Jurnal Akrab, 12(1): 1-9.

Wahidah, A. 2020. “Hiperrealitas Korean Wave Dalam Tren Kecantikan Terhadap Dekonstruksi Maskulinitas di Kalangan Penggemar Korea di Bandung”. Universitas Pendidikan Indonesia.

Wulandari, R. 2012. “Hegemoni Gender Dalam Kebangkitan Kate Chopin Dan Mata Zora Neale Hurston Melihat Tuhan : Studi Perbandingan”. Universitas Gajah Mada.

Zuhri, S dan Amalia, D. 2022. “Ketidakadilan Gender dan Budaya Patriarki di Kehidupan Masyarakat Indonesia”. Murabbi 5(1).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.