MODEL SINERGI UNSUR PENTAHELIKS PARIWISATA DALAM PENGELOLAAN DESTINASI WISATA KOTA PAREPARE DAN KABUPATEN BONE

Ilham Junaid

doi:10.24198/sosiohumaniora.v21i1.17016

MODEL SINERGI UNSUR PENTAHELIKS PARIWISATA DALAM PENGELOLAAN DESTINASI WISATA KOTA PAREPARE DAN KABUPATEN BONE

Ilham Junaid

Abstract

Menteri Pariwisata Republik Indonesia menggunakan istilah pentaheliks pariwisata yang terdiri dari academics, business, government, community, media (ABGCM) untuk mendorong keterlibatan stakeholder dalam program pengembangan destinasi wisata. Namun, belum terdapat data empiris mengenai bagaimana sinergi yang terbangun antara unsur pentaheliks pariwisata di Sulawesi Selatan. Karena itu, dibutuhkan model sinergi yang dapat menjadi panduan dalam mengelola potensi pariwisata daerah dalam menunjang tercapainya destinasi unggulan. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi kondisi faktual sinergi yang terbangun dan faktor-faktor yang menghambat sinergi unsur pentaheliks pariwisata; 2) mengusulkan model yang dapat diterapkan dalam pengelolaan destinasi wisata dalam perspektif sinergi pentaheliks pariwisata. Penelitian dilaksanakan di Kota Parepare dan Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan pada 2017 dengan metode pengumpulan data kualitatif melalui wawancara dan participant observation. Penelitian ini memanfaatkan konsep stakeholder dalam menganalisis data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi pentaheliks pariwisata telah terbangun meskipun program kerja bidang pariwisata lebih didominasi oleh pemerintah daerah. Keterlibatan pentaheliks pariwisata sangat dibutuhkan untuk mendukung program pengembangan pariwisata daerah. Faktor-faktor seperti implementasi otonomi daerah, kurangnya pemahaman teknologi dan pariwisata oleh beberapa pentaheliks pariwisata serta lemahnya upaya kreatif dan inovatif di bidang pariwisata menjadi tantangan dalam pengelolaan destinasi wisata. Penelitian ini merekomendasikan tiga model manajemen destinasi wisata yakni implementasi tata kelola destinasi wisata (DMO) model pemerintah, model kawasan pariwisata percontohan dan strategi atau model go digital.

Keywords

Kota Parepare; Kabupaten Bone; sinergi; pentaheliks pariwisata; manajemen destinasi

Full Text:

PDF

References

Altinay, L. & Paraskevas, A. (2008), Planning Research in Hospitality and Tourism, Burlington: Butterworth-Heinemann.

Arikunto, S. (2002), Metode Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Arman, H.S., Achsani, N.A., & Fauzi, A. (2016). Analisis Sektor Strategis Pulau Sulawesi, Jawa Timur dan Kalimantan Timur. Sosiohumaniora, 18, (2) 97-107.

Babbie, E.R. (2007). The Practice of Social Research, Belmont: Thomson.

Belsky, J. (2004). Contributions of Qualitative Research to Understanding the Politics of Community Ecotourism. Dalam Phillimore, J. dan Goodson, L. Editor. Qualitative Research in Tourism: Ontologies, Epistemologies and Methodologies. New York: Routledge. 273-291.

Bornhorst, T., Ritchie J.R. & Sheehan, L. (2010). Determinants of Tourism Success for DMOS & Destinations: An Empirical Examination of Stakeholders’ Perspectives. Tourism Management (31): 572-589. doi:10.1016/j.tourman.2009.06.008

Bramwell, B. & Lane, B. (2000). Collaboration and Partnership in Tourism Planning. Dalam Bramwell, B. dan Lane, B. Editor. Tourism Collaboration and Partnerships: Politics, Practice and Sustainability. Clevedon: Channel View Publications. 1-19.

Byrd, E.T. (2007). Stakeholders in Sustainable Tourism Development and Their Roles: Applying Stakeholder Theory to Sustainable Tourism Development, Tourism Review, 62, (2), 6-13.

Cooper, C. & Hall, C.M. 2008, Contemporary Tourism: An International Approach, Oxford: Elsevier.

Currie, R.R. (2009). Determining Stakeholders for Feasibility Analysis. Annals of Tourism Research 36, (1): 41-63. doi:10.1016/j.annals.2008.10.002

Esu, B.B. & Ebitu, E. (2010). Promoting an Emerging Tourism Destination. Global Journal of Management and Business Research. 10, (1), 21-28.

Flick, U. (2004). What is Qualitative Research? An Introduction to the Field. Dalam Flick, U. Kardorff, E.v. dan Ines, S. Editor. A Companion to Qualitative Research. London: SAGE. 3-12.

Flick, U. (2007), Designing Qualitative Research, London: SAGE.

Getz, D. & Timur, S. (2005). Stakeholder Involvement in Sustainable Tourism: Balancing the Voices. Dalam Theobald, W. F. Editor. Global Tourism. Amsterdam: Elsevier. 230-247.

Hatch, J.A. (2002), Doing Qualitative Research in Education Settings, New York: State University of New York.

Haugland, S.A. (2011). Development of Tourism Destinations: An Integrated Multilevel Perspective. Annals of Tourism Research. 38, (1), 268-290. doi:10.1016/j.annals.2010.08.008

Indira, D., Ismanto, S.U. & Santoso, M.B. (2013). Pencitraan Bandung Sebagai Daerah Tujuan Wisata: Model Menemukenali Ikon Bandung Masa Kini. Sosiohumaniora, 15, (1), 45-54.

Jamal, T. & Stronza, A. (2009). Collaboration Theory and Tourism Practice in Protected Areas: Stakeholders, Structuring and Sustainability. Journal of Sustainable Tourism. (17) 2: 169-189. http://dx.doi.org/10.1080/09669580802495741

Jamal, T. & Getz, D. 1995. Collaboration Theory and Community Tourism Planning. Annals of Tourism Research. 22: 186-204.

Junaid, I & Hanafi, H. (2016). Ikon Habibie-Ainun, Strategi Inovatif Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. JUMPA 3, (1), 127-142. https://ojs.unud.ac.id/index.php/jumpa/article/view/23048

Junaid, 2015. Model Implementasi Destination Management Organization (DMO) Di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Kepariwisataan, 9, (2), 29-47. https://jurnal.poltekpar-makassar.ac.id/index.php/tourism/article/view/3

Kayat, K. (2008). Stakeholders’ Perspectives Toward a Community-Based Rural Tourism Development. European Journal of Tourism Research. 1, (2): 94-111.

Morrison, A. (2012). Destination Management and Destination Marketing: The Platform for Excellence in Tourism Destinations.

Pattanaro, G. (2014). Success Factors for Collaborative Destination Marketing. Dalam Mariani, et al. Editor. Tourism Management, Marketing, and Development: The Importance of Networks and ICTS. New York: Palgrave Macmillan. I, 221-238.

Park, O.J., Lehto, X.Y. & Morrison, A.M. (2008). Collaboration Between CVB and Local Community in Destination Marketing: CVB Executives’ Perspective. Journal of Hospitality & Leisure Marketing. 17, 3-4. doi:10.1080/10507050801985047

Presenza, A. & Cipollina, M. (2010). Analysing Tourism Stakeholders Networks. Tourism Review, 65, (4), 17-30. DOI 10.1108/16605371011093845

Priyambodo, T.K. (2005). Implementasi Web-Service Untuk Pengembangan Sistem Layanan Pariwisata Terpadu. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005. http://journal.uii.ac.id/Snati/article/view/1311

Ritchie, J., Spencer, L. & O’Connor, W. (2003). Carrying out qualitative analysis. Dalam Ricthie, Jane dan Lewis, Jane. Editor. Qualitative Research Practice: A Guide for Social Science Students and Researchers. London: SAGE. 219-262.

Shaw, S. (2007). Ethnic quarters in the cosmopolitan-creative city. Dalam Richards, G., dan Wilson, J. Editor. Tourism, creativity and development. New York: Routledge. 189-200.

Tuohino, A. & Konu, H. (2014). Local Stakeholders’ View About Destination Management: Who are Leading Tourism Development? Tourism Review. 69, (3), 202-215. http://dx.doi.org/10.1108/TR-06-2013-0033

DOI: https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v21i1.17016