PENERAPAN PIJAT ‘OYOG’ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN PADA PONED KOTA CIREBON

Suratmi Suratmi, Nina Nirmaya Mariani, Sriyatin Sriyatin

Abstrak


Fifteen percent (15%) of pregnant women experience complications during pregnancy; in fact, the number can be even higher. The prevalence of pregnancy complications in Cirebon City reached 26.6%, as out of 5,284 pregnant women, 1,406 experienced complications. The purpose of this activity is to apply the Oyog massage to increase knowledge of pregnancy warning signs. Pregnancy danger signs are problems that must be addressed because they indicate complications that can result in the death of the mother and her baby. The method used is Oyog training for midwives, who will then perform this procedure on pregnant women. The object (target audience) consisted of 5 midwives and 15 pregnant women, with gestational age criteria of 28–30 weeks, no existing pregnancy complications such as hypertension or antepartum hemorrhage, and willingness to participate (mass delivery audience). The facilities used included the Oyog module, which is the result of research output and has obtained an Intellectual Property Rights certificate with No. EC00202035739. There is a difference in knowledge of pregnancy hazards before and after the Oyog procedure, and all midwives are competent in its implementation. The Oyog procedure can be used as a medium to increase knowledge of pregnancy danger signs so that the recognition of complications can be done as early as possible.

Lima belas persen (15%) ibu hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan, bahkan angkanya bisa lebih dari itu. Komplikasi kehamilan  di Kota Cirebon mencapai angka 26,6%,  karena dari 5.284 ibu hamil terdapat 1.406 ibu hamil mengalami komplikasi. Tujuan kegiatan ini adalah menerapkan pijat Oyog  untuk meningkatkan pengetahuan tanda bahaya kehamilan. Tanda bahaya kehamilan merupakan masalah yang harus diatasi karena tanda bahaya adalah tanda suatu komplikasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayinya. Metode yang digunakan adalah pelatihan Oyog kepada bidan dan selanjutnya bidan akan melakukan prosedur ini kepada ibu hamil.  Objek kegiatan adalah 5 bidan  dan 15 ibu hamil, dengan kriteria usia kehamilan 28-30  minggu, tidak memiliki komplikasi dalam kehamilan yaitu hipertensi, perdarahan antepartum serta bersedia menjadi objek (khalayak pengabmas). Sarana yang digunakan adalah modul Oyog hasil output penelitian dan telah mendapatkan sertifikat Hak Atas Kekayaan Intelektual dengan nomor EC00202035739. Terdapat perbedaan pengetahuan tanda bahaya kehamilan sebelum dan setelah Oyog dan seluruh bidan kompeten dalam pelaksanaan Oyog. Prosedur Oyog dapat digunakan sebagai media untuk meningkatan pengetahuan tanda bahaya kehamilan sehingga pengenalan komplikasi dapat dilakukan sedini mungkin.


Kata Kunci


Oyog; Poned; Tanda bahaya kehamilan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Afifah, T., Tejayanti, T., Saptarini, I., Rizkianti, A., Usman, Y., Senewe, F. P., & Pangaribuan, L. (2016). Maternal death in indonesia: follow-up study of the 2010 indonesia population census. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(1), 1–13.

Cirebon, D. kesehatan kab. (2021). Laporan Kematian Ibu. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

Dinkes Kota Cirebon. (2018). Profil Dinas Kesehatan Kota Cirebon Tahun 2022.

Guardino, C. ., & Schetter, C. . (2014). Understanding Pregnancy Anxiety.

Ida, R., Kinasih, S. E., Febriyanti, S. N., Puspa, R., & Romadhona, M. K. (2024). a Holistic Inquiry Into Risk Communication Dynamics: Youth-Led Initiatives and Societal Engagement in Surabaya’S Rural Landscapes. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 384–399. https://doi.org/10.24198/kumawula.v7i2.52052

Ipa, M., Prasetyo, D. A., & Kasnodihardjo, K. (2016). Praktik Budaya Perawatan Dalam Kehamilan Persalinan Dan Nifas Pada Etnik Baduy Dalam. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(1). https://doi.org/10.22435/kespro.v7i1.5097.25-36

Jabar, D. P. (2022). Hipertensi dan Pendarahan Jadi Penyebab Kematian Ibu. https://diskes.jabarprov.go.id/informasipublik/detail_berita/YlBxMFkyS0Y3Z1BZZkRhdXdIUVgrdz09

Kemenkes RI. (2013). Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED.

Momo, A. N., M, I. S. F., Duan, F. K., Dima, A. O. M., Ati, V. M., Ola, M. O. A., Studi, P., & Fst, B. (2021). PELATIHAN PENGELASAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIFITAS BAGI PEMUDA USIA KERJA DESA OETETA KABUPATEN KUPANG. 18(2), 70–77.

Pebryatie, E., Suratmi, & Harjanti, Y. S. (2016). Influence Of Oyog-Based Modified Leopold Palpation on Pregnant Women’s Anxiety Level and Increased Coverage of Childbirth Assisted by Healh Professional. Posiding International Seminar Midwifery Education Reform, 53(9), 375–378. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Septiasih, D dan Mustaharoh, S. (2019). View of Penerapan Endorphine Massage dengan Lavender Oil untuk Penurunan Kecemasan Ibu Bersalin. 478–484.

Subiyono dkk. (2015). AFIRMASI VISUALISASI DAN KEKUATAN PIKIRAN HYPNOSIS META NLP. K-Media.

Suharmiati, Suratmi, & Pebriyatie, E. (2018). Peningkatan Empati Bidan Melalui Pemeriksaan Leopold Dengan Komunikasi Interpersonal (Modifikasi Oyog) di Puskesmas Kalibuntu Kabupaten Cirebon. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), 37–47. https://doi.org/10.22435/kespro.v9i1.890.37-47

Suratmi, N. L. (2022). THE IMPACT OF OYOG TO IDENTIFY DANGER PREGNANCY SIGNS IN CIREBON DISTRICT INDONESIA. J Med Biochem, 41(1).

Suratmi, & Pebriatie, E. (2017). Culture Adopted The ‘oyog’ Into Leopold Manuvers in Kalibuntu Health Centre District pp. 23–26. 1 St International Seminar of Health Science (ISHS), 23–26. https://doi.org/ISBN : 978-602-72636-2-8

Suratmi, Pebriyatie, E., & Suharmiati. (2017). Culture Adopted The ‘oyog’ Into Leopold Manuvers in Kalibuntu Health Centre District Cirebon. Proceeding 1 St International Seminar of Health Science, Bakti Husada Health Science College, ISHS, 42–45.

Thaddeus, S., & Maine, D. (1994). Too far to walk: maternal mortality in context. Social Science & Medicine, 38(8), 1091–1110.

Wulandari, A. P., Susanti, A. I., & Mandiri, A. (2016). Gambaran Pengambilan Keputusan Saat Proses Rujukan dari Tingkat Primer ke Tingkat Sekunder di Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang Decision Making Process Overview of Current Referral Level of Primary. JSK, 2, 56–62.

Yuhandani DS, Karlina, Suratmi, Subarniati R, S. (2014). Goyangan Lembut Jemari Dukun Bayi Oyog Ethik Jawa-Kabupaten Cirebon. 1st ed. Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Yuhandini, D. S., Karlina, Suratmi, Subarniati, R., & Suharmiati. (2017). Goyangan Lembut Jemari Dukun Bayi “Oyog” Etnik Jawa-Kabupaten Cirebon (Suharmiati (ed.); 1st ed.). Lembaga Penerbitan Balitbangkes.




DOI: https://doi.org/10.24198/kumawula.v8i2.58333

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.




Kumawula: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Terindeks Di:

 Google Scholar   Indonesia One SearchWorldCat Crossref  Bielefeld Academic Search Engine (BASE)